Menciptakan Kenyamanan Diri
Hallow! Kembali lagi dalam postingan saya. Apa yang menjadi topik saya kali ini? yaitu tentang kenyamanan diri yang bukan hanya dicari tetapi juga diciptakan. Seperti yang sudah saya ceritakan dalam postingan-postingan sebelumnya, saat ini saya berada di universitas yang bukan tujuan saya dari awal, tetapi jurusannya yang memang menjadi tujuan saya sejak awal.
Saya sudah menjalani dunia perkuliahan kurang lebih dua bulan, namun saya belum menemukan rasa nyaman dalam diri. Bahkan saya sampai merasa tidak ada ilmu yang dapat saya serap. Tentu saya merasa aneh, bagaimana tidak? yang sebelumnya saya ini merupakan salah satu manusia yang, Alhamdulillah mudah untuk menyerap dan memahami segala hal, namun mengapa saat ini begini?
Saya pun mulai mencari tahu, apa yang salah dengan diri saya? Kenapa saya bisa merasakan hal seperti ini? Kenapa saya seperti tidak bisa mengenali diri saya sendiri. Padahal sebelumnya saya sangat mengenal diri sendiri, walau belum sepenuhnya. Saya bercerita kepada teman saya, namun tak menemukan jawaban yang pasti. Bercerita juga kepada orang tua, namun sama-sama tidak mendapatkan jawaban. Lalu saya mencoba untuk curhat dengan salah satu dosen Psikologi di kelas saya, yang kebetulan menjadi dosen wali kelas saya.
Saat saya menceritakan semua keganjalan yang saya rasakan, beliau berpendapat saya seperti ini mungkin karena saya berada jauh dari orang tua ~yang mana saya ini kost agar dekat dengan kampus. Lalu beliau menyarankan saya untuk membedakan antara belajar di kost dan di rumah. Di mana jika di kost saya sendirian, dan di rumah dekat dengan orang tua. Dan saya merasakan perbedaannya, saya merasa menjadi diri saya ketika saya dekat dengan orang tua saya. Bagaimana bisa begitu? Padahal sebelumnya saya ini sangat ingin pergi dari rumah. Istilah kasarnya, minggat berkedok kuliah. Tapi mengapa sekarang saya malah merasakan hal ini? Saya pun tak mengerti. mungkin kalimat, "Segala suatu hal tidak boleh berlebihan." berlaku juga dalam kondisi saya saat ini.
Beberapa waktu lalu saya diajak orang tua saya ke luar kota, kebetulan saya sedang tidak ada kelas. Sepanjang perjalanan Ibu saya menanyakan keseharian saya di kampus, teman-teman baru saya, dan semuanya. Lalu saya pun menceritakan semuanya, saya tidak memiliki kendala atau tidak memiliki masalah dengan teman-teman kelas saya. Orang tua saya pun menasihati agar saya tidak merasa minder dengan kehidupan dan ekonomi teman-teman saya. Saya pun menjawab, saya tidak pernah minder dengan hal itu, tetapi saya minder dengan isi kepala mereka.
Saya kalah sangat jauh, mungkin karena saya berasal dari daerah? Lalu orang tua saya menasihati saya agar selalu berusaha dan pantang menyerah. mereka berkata bahwa memang adanya saya berasal dari daerah, yang mana sekolah saya pun terbilang baru, dengan kualitas yang belum bisa disandingkan dengan sekolah-sekolah lainnya yang dari kota. Saya pun berusaha mencerna dengan baik, namun saya tetap merasa kecil, dan tak ada kelebihannya. Saya unggul di tempat asal saya, tapi di sini? Saya bukan apa-apa.
Namun saya akan berusaha untuk terus menciptakan nyaman dalam diri saya agar bisa cepat beradaptasi dengan baik. Saya akan terus mencari, bahkan menciptakan rasa nyaman itu. Ya, itu juga bukan suatu hal yang mudah, namun jika tidak terus dilakukan, akan jadi seperti apa? Putus asa dan menyerah bukan jawaban yang tepat.
Sekian, terima kasih sudah membaca :))
Komentar
Posting Komentar