All About Indonesia #1

 Halloww!! Dalam judul yang ini, saya akan menuliskan perjalanan saya mengeksplor Indonesia. Dari tempat-tempat yang sudah banyak orang tahu, atau mungkin nantinya bisa sampai ke tempat-tempat yang belum banyak orang tahu. Saya akan memulainya dari museum-museum, dan beberapa tempat lainnya di Jakarta. Dan di postingan kali ini saya akan membahas tentang Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Mungkin banyak dari kalian yang sudah tidak asing dengan tempat ini. 

Perpusnas adalah Lembaga Pemerintah Non-Kementerian yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang perpustakaan yang berfungsi sebagai perpustakaan pembina, perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian, perpustakaan pelestarian, dan pusat jejaring perpustakaan. Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Nasional berlokasi di Jalan Medan Merdeka Selatan No.11, Jakarta dan sebagian besar perkantorannya di Jalan Salemba Raya No. 28A. Perpustakaan Nasional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Pada tanggal 14 September 2017, Presiden Joko Widodo meresmikan Gedung Fasilitas Layanan Perpusnas baru yang merupakan perpustakaan nasional tertinggi di dunia (126,3 meter) dengan 27 lantai, termasuk tiga lantai parkir bawah tanah.

Kita bisa datang kapan saja ke perpusnas, tidak dipungut biaya sedikit pun untuk masuk ke dalamnya. Kita juga bisa membaca buku apa saja di sana. Tetapi jika kamu ingin meminjam buku untuk dibawa pulang, kamu harus memiliki kartu keanggotaan perpusnas, dengan masa berlaku pinjam buku selama 4 hari. Jika sudah 4 hari kamu bisa mengembalikannya atau bahkan memperpanjang waktu peminjaman. Di sana pun ada beberapa ruang diskusi, dan kalian bisa menggunakannya juga, dengan minimal 3 orang, dan semua anggota diskusi memiliki kartu keanggotaan. Untuk saat ini, kalian bisa registrasi keanggotaan di https://keanggotaan.perpusnas.go.id/daftar.aspx. Lalu jika kalian ingin cetak kartu, datang saja ke perpusnas lantai 2 dan membawa kartu identitas diri (KTP, KK, KIA) berupa asli/foto/scan/foto copy. Namun, kuota cetak perhari hanya 300.

Perpusnas buka pada hari Senin-Jumat pukul 8.00-21.00 WIB, dan Sabtu-Minggu pukul 09.00-16.00 WIB. Pada hari Senin-Jumat akan ada kuota tambahan untuk cetak kartu pada pukul 16.00 WIB. Selain itu, di perpusnas pun sering mengadakan workshop atau bahkan seminar, baik secara online atau bahkan offline. Jika kamu berkunjung ke perpusnas, saat masuk kamu akan diminta menitipkan barang bawaanmu di loker yang berada di lantai 1, lalu nantinya kamu akan diberikan totebag untuk barang bawaan yang berharga seperti dompet, dan handphone. Kalian bisa mengikuti info tentang perpusnas di Instagramnya dengan username @perpusnas.go.id.

Berikut ini denah lantai Perpusnas.

Di Perpusnas lantai paling atas kamu akan mendapatkan view kota Jakarta dari ketinggian 24 lantai. Semua terlihat di sana. Saat masuk pintu utama, kita akan mendapati mini museum dengan beberapa ruangan yang berisikan sejarah kepenulisan dan kepustakaan.


Sekian, terima kasih sudah membaca :))))

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Its About Scam Group

 Hai, kawan! Ini khusus buat kalian, dibaca ya, aku sih berharapnya kalian baca sampe beres. Aku mau mulai dari deskripsikan kalian satu-satu. Sesuai absen ygy, biar gak ketimpangannn. Pertama ada Alwan, si new mem di grup scam. Walau baru sebentar semoga meninggalkan kenangan yang indah ya, Wan! Terima kasih udah mau join sama kita. Jujur Alwan enak diajak ngobrol, lebih tepatnya enak diajak julid dan ghibah. Ketawanya khas banget. Gimana Wan kenal kita? Semoga betah ya di Gundar, semangat terus kuliahnya, ayok sama-sama mencapai kelulusan!! Jangan lupain kita-kita walaupun nantinya gak sekelas lagiii. Jangan lupa juga jaga kesehatan dan bahagia selalu!! Kedua ada Ann, si belahan jiwaku! Terima kasih banyak udah mau kenal deket sama aku, terima kasih untuk selalu memastikan aku baik-baik aja, selalu mengusahakan datang ke kos aku kalau aku lagi down dan memastikan aku tdiur nyenyak. Ann, kamu orang pertama yang liat aku nangis sampai sesenggukkan, kamu orang pertama yang peluk aku...
Baca selengkapnya

Langkah Demi Langkah

  Hai, hai!! Kali ini saya mau menceritakan langkah-langkah yang sudah saya lalui sebagai salah satu anak yang memiliki strict parents. Jadi semua bermula saat saya kelas 4 SD. Mulai saat itu orang tua saya melarang saya bermain keluar rumah, hanya teman saya yang boleh bermain di rumah saya. Karena sekolah saya jauh dari rumah, rumah teman-teman saya pun jauh, jadilah jarang sekali ada yang bermain ke rumah saya. Awalnya saya banyak berontak, namun setelah orang tua menceritakan alasannya saya sedikit mengerti. Walau pun sampai sekarang pun saya masih menyayangkan hal itu. Semua berlanjut sampai saya di bangku SMP. Orang tua saya, terutama ibu saya, semakin ketat terhadap saya. Saya tidak bisa ikut mengerjakan tugas kelompok jika tidak di rumah saya. Untungnya saya sering mendapatkan teman kelompok yang sama, di mana mereka sudah paham dengan kondisi keluarga saya. Jadi, sejak dulu saya tidak diperbolehkan bermain keluar oleh orang tua saya. Jujur saja, saya sering merasakan jenuh...
Baca selengkapnya

Kita Punya Rencana Allah Punya Kuasa

 Hai! Kembali lagi dengan tulisan saya. Kali ini saya akan menceritakan perjalanan saya mendapatkan universitas dengan jurusan yang saya dambakan sejak SMP. Saat ini saya berada di jurusan Psikologi, seperti mau saya sejak dulu. Kenapa saya memilih Psikologi? Karena saya ingin membantu banyak orang, saya ingin membantu mereka keluar dari masa sulitnya. Saya pun ingin membuktikan bahwa pergi ke psikolog bukanlah hal yang perlu untuk ditakuti. Saya mencintai dunia Psikologi sejak saya duduk di bangku kelas 9 akhir. Karena saya sudah memiliki apa yang saya cintai, saya pun mulai merancang perjalanan hidup saya di kelas 10 akhir. Dari sana saya mulai mencari universitas yang akan menjadi tujuan saya. Mulai nyicil belajar untuk UTBK. Walau pada kenyataannya banyak kesulitan yang saya hadapi, merasa bosan belajar sendiri, merasa kesulitan membagi waktu antara tugas sekolah dan belajar UTBK. Terlebih saat itu sedang ada masalah besar yang terjadi pada keluarga saya. Saat itu rasanya kepal...
Baca selengkapnya